Rabu, 06 Januari 2016

SEBELAH MATA






2016. Happy new year, selamat tahun baru! Mungkin itu ucapan yang sering kita dengar saat pergantian tahun. Tapi entah mengapa bagi saya momen pergantian tahun kali ini terasa tak semeriah tahun tahun sebelumnya. Bagaimana tidak ketika orang orang sudah siap ber-malem-tahun baru-an, tanggal 31 malam saya masih berpusing pusing ria di kampus mengerjakan uas dengan soal yang lumayan menguras segenap jiwa raga sekaligus bikin lupa kalau malam itu malam taun baru. Saya baru sadar setelah pulang kampus, kok jalanan rame ya dan seketika teman disamping saya berteriak, yailaaah ini kan malem taun baru si. Pliss segitu pikunnya kah gue, pikir saya kemudian.

Bukan saja karena ujian, tapi juga memingat tahun ini saya sudah "tua" (orang orang sih bilang umur 21 itu tua) jadi pola pikir saya pun mungkin sedikit bergeser. Dulu yang berpikir tahun baru itu bakar bakar, kumpul kumpul, terompet, kembang api dan segala pernak pernik menjurus ceremony atau perayaan semata. Tapi tahun ini saya lebih memikirkan apa yang telah terjadi di tahun 2015 dan apa yang akan dilakukan di tahun 2016 nanti, kalau bahasa gaulnya sih resolusi, bukan risolesi ya.Bukan.

Ini beneran udah taun 2016? kok gue masih gini gini aja ya, tanya saya pada diri sendiri. Masih males malesan, masih ntar ntar an, masih mood mood an, masih di comfort zone, masih di friendzone #eh (jomblo maksudnya, semua cuma temen). Ya gitu pokoknya. Trus mau jadi apa tahun 2016 nanti?
Pertanyaan pertanyaan itu terus berputar putar di kepala saya cukup lama sampai beberapa hari tanpa tahu jawaban yang pasti. Mau cari di kamus gak ada kosa katanya, mau nyari di google gak tau kata kuncinya, mau nyari di kolong kasur, yah kasur saya nggak ada kolongnya. Jadilah saya menyerah dan membiarkan pertanyaan pertanyaan itu berkoalisi dan mempropaganda otak saya.

Sampai di suatu sore saat saya iseng membuka-buka galeri foto di hp saya dan kemudian menemukan foto saya dipostingan ini. Foto hitam putih dengan satu mata tertutup kamera (kamera minjem). Disitu saya tampak melihat dengan sebelah mata, bukan lambang iluminati atau mata satu atau apa itu istilahnya, yang jelas saya tidak tahu dan tidak mengerti tentang lambang lambang itu. Saya berpikir sejenak, "memandang sebelah mata" sepertinya saya tidak asing dengan kata kata itu. Yang dalam bahasa Indonesia termasuk dalam kata kiasan dan memiliki arti sebenarnya "meremehkan". Dari foto ini nampaknya saya sudah menemukan jawaban kenapa tahun 2015 saya gitu gitu aja. Ya! saya sudah membuang banyak waktu untuk meremehkan atau memandang sebelah mata pada banyak hal, apapun itu. Meremehkan tugas, meremehkan pekerjaan, meremehkan kesehatan, meremehkan orang lain dan bahkan meremehkan kemampuam diri sendiri. Tanpa disadari saya sering menganggap sesuatu itu gampang, ah kecil, ntar juga bisa, lihat nanti aja, tapi justru yg saya anggap kecil itu malah tidak selesai, malah menumpuk, malah tidak jadi, malah ribet, malah menghambat dan membuat saya "masih gini gini aja".


Trus 2016 mau ngapain? memandang dengan dua mata atau dari banyak sudut pandang mungkin, atau bisa juga memandang tanpa kacamata. Atau malah dengan cara semua itu. Entahlah, untuk yang ini saya belum menemukan jawaban lagi, mengingat sifat jelek saya yang kadang menjadi orang yang tidak konsisten dan hanya excited diawal. Saya takut berkoar koar "harus tepat waktu, harus disiplin atau harus harus lainnya" tapi malah tidak ada satupun yang dipraktekan. Mungkin saya harus memantapkan hati dulu untuk menentukan sikap. Tapi yang jelas saya tetap harus memandang kedepan.

2 komentar:

  1. untuk mencapai ke masa depan yg lebih baik, menurut gw bukan hanya memandang saja tetapi d barengi dengan melangkah,karena terkadang seseorang hanya memandang saja tetapi tdk d barengi dengan melangkah sama saja berdiam diri. jd memandang,melangkah niat dalam hati adalah kuncinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seperti yg gue jelaskan di akhir paragraf, gue masih bingung menetukan sikap karena ketikdak-konsistenan gue, makanya satu satuny hal yg gue temukan adalah baru sebatas memandang. Ya dan saran kamu diatas mungkin itu jawabannya, terima kasih :)

      Hapus