Danang - Intan - Dian - Hasna - Ersi - Hafid |
Karena akhir akhir ini sering baca novel tentang
persahabatan, gue jadi kepikiran buat nulis postingan tentang temen temen deket
gue dan secuil cuplikan kehidupan kampus gue yang semu ini. Dari beberapa novel
persahabatan, kisah yang paling nempel di otak gue sampai sekarang adalah
novelnya Kak Windhy Puspitadewi (lagi lagi ini penulis favorit gue) yang
judulnya sama kayak judul postingan gue, Confeito. Novel kak Windhy ini menceritakan tetang persahabatan 5
orang yaitu Hana, Ridwan, Seta, Leo dan Angga.
Nah bedanya gue sama temen temen gue ini ada 6 orang. Ijinin
gue buat ngenalin sosok sosok mereka yang siapa tau bisa jadi ajang promosi,
kali aja ada yang endorse. Boleh kakak.
Yang pertama dan paling kiri adalah Danang. Kata orang orang
idung dia mirip sama Ge Pamungkas. Mancung (emang iya?). Danang ini orang yang
berdedikasi tinggi pada pekerjaannya. Berangkat pagi pulang malem, kalo udah di
kantor bales whatsapp sama bbm nya lamaaaaa, maklum karyawan teladan 2 tahun
berturut - turut. Berangkat ke kampusnya sering telat dan kadang dosen jadi
hafal sama mukanya wkwk. Danang pengertian sama cewek, cowok cowok setia gitu.
Dia sayang banget sama pacarnya. Tapi tetep enak kalo diajak curhat sama temen.
Mungkin dia ini temen cowok gue yang paling enak dicurhatin. Kalo yang belum
kenal pasti mikir, wiih danang cool ya pendiem. Padahal mah bbeeh kalo deket
dia nglawak mulu, paling jago niruin omongan orang. Kalo lagi kesel ngedumelnya
panjang ngalahin emak emak komplek.
Sebelahnya Danang ada Intan. Intan ini orangnya moody-an.
Dia pernah bilang "mood gue bisa berubah setiap saat bahkan setiap detik
jadi ati ati aja". Kalo emang lagi gak mood dia bakal diem aja dan pasang
muka jutek. Dan jujur gue sendiri pun kadang takut. Dia ini suka sama Big Bang,
terutama Seungri. Fans fans Korea gitu. Tapi selera musiknya gak mentok di
Korea, dia suka banyak band dan lagu. Dia juga suka maraton nonton drama sama
film. Pokoknya kalo mau nanya lagu plus film biasanya kami nanya sama dia. Nanya pelajaran kampus juga sih, soalnya
otaknya Intan paling jalan cuy.
Selanjutnya Dian, sering dipanggil Dayen (pelafalan dian
logat Inggris). Ngakunya sih kembarannya Katy Perry, tapi emang kalo si dayen
ngomong Inggris jadi British banget logatnya, padahal mah aslinya orang jawa,
mungkin karena pas kecil suka ngemut botol kecap. Gewl. Cita citanya punya
pacar bule, ya kalo gak bule minimal yang kayak Adam Levine lah. Dayen ini
penyuka western, dari musik film novel sampai baju, katanya sih biar kayak
model Victoria Secret macem Behati Prinsloo gitu. Gak salah emang ngambil jurusan
bahasa Inggris. Dia ini "my partner in crime" gue, apa apa bikin
tugas plus diskusi sama dia. My real sister from another mother juga. Gak bosen
dengerin celotehan gue dari yang penting sampe gak penting banget. You are da
real my b*tch girl! :D
Yang di tengah Hasna, anak anak manggil dia Nanas. Dia ini
yang paling tua diantara kami (tapi gak
mau dibilang tua) jadi kami manggil dia Kak Nanas. Yang paling sering galau,
soalnya kalo di hitung hitung hampir tiap bulan putus sama pacarnya tapi
seminggu kemudian balikan lagi, padahal udah pacaran lama. Entah kita aja sampe
bingung sendiri sama mereka, tapi ya mungkin itu cara mereka buat awet pacaran.
Semoga mereka langgeng sampe nikiah, biar gue bisa jadi pager ayu nya wkwk. Kak
Nanas ini paling gak mau ribet, apa apa nyari yang gampang aja. Kalau bisa
ngerjain tugas di kampus kenapa harus di rumah, kalo bisa bonceng kenapa harus
bawa motor. Tapi dia peduli sama temen, gak ngebiarin temennya pulang naik
angkot, pasti diajak nebeng dia (asal nraktir sih) haha.
Lalu gue. Ya gue yang begini. Entah apa pandangan mereka
tentang gue. Tapi yang jelas gue ini bawel berisik kayak tawon. Suka komenin
mereka, mungkin karena gue sering nonton
The Comment Danang Darto. Pokoknya anak kampung yang nyebelin dengan segala
ke-alay-an-nya. Maafkan.
Dan yang terakhir Hafid, atau biasa dipanggil apid. Pria
yang gagal move on dari mantan tapi sedang berusaha ngedapetin gebetan. Yah
intinya jomblo juga lah. Cuma dia sering ngajak makan sama minta ditemenin
malem mingguan, katanya sih biar gak jomblo jomblo amat. Selain galau mantan
dia juga galau jurusan, ceritanya sih salah masuk jurusan bahasa Inggris cuma
gak tau cara keluarnya gimana, bagai terperosok di lubang yang dalam mungkin. Tapi dia lagi survive di
jurusan ini. Setidaknya ngajakin bikin tugas bareng (walaupun ujungnya makan
sama ngobrol juga). Dibalik semua
kegalauan yang ada, dia tetep baik buat nolongin temen temennya, nolong anterin
kondangan, anterin ke rumah dan anterin anterin yang lain. Apid juga lagi
menggalakan hastag gemar membaca (#gemarmembaca) baca hape sama Line maksudnya.
Mungkin dengan itu dia bisa dapet pencerahan.
Kenapa Confeito?
Seperti quote yang ada di novel kak Windhy yang bilang
"Hubungan orang orang ini terjalin seperti sestoples confeito, gula-gula aneka warna yang bentuknya seperti bintang kecil. Ada kalanya mereka merasakan manisnya persahabatan, tapi tak jarang juga menghadapi benturandan gesekan seperti yang terjadi saat confeito-confeito itu dijejalkan ke dalam satu stoples."
Ya, kami terdiri dari orang orang yang mempunyai sifat,
karakter, kesukaan dan kebiasaan yang berbeda, warna warni seperti gula gula
bintang confeito. Ada kalanya kami merasakan manisnya persahabatan. Kami
bertemu dan mencoba menjadi teman satu sama lain. Kami pernah merasakan
bagaimana bahagianya tertawa bersama, bagaimana senangnya makan bersama,
bagaimana serunya selfie sama sama, bagaimana indahnya sholat jamaah bersama dan hal hal menyenangkan
lainnya.
Namun tak jarang juga
saat confeito itu dimasukan ke toples mereka akan mengalami benturan benturan
satu sama lain. Saat kami sering bersama tak jarang kami mengalami perbedaan
pendapat, perbedaan pandangan, pertengkaran pertengkaran dan mungkin umpatan
umpatan. Kami sedang berada dalam peperangan, bukan peperangan satu sama lain.
Tapi peperangan yang lebih nyata melawan ego kami masing masing. Ego yang tak
mau kalah dan terlihat salah. Ego merasa paling benar tanpa mau mendengarkan
orang. Lucu, ya ini lucu. Kami merasa sudah dewasa tapi kadang kami hanyalah
anak kecil yang terperangkap di dalam tubuh yang besar. Belum, mungkin kami
belum dewasa tapi mungkin ini lah salah satu proses menuju kedewasaan itu. Dan kami
sedang sama sama membantu satu sama lain melalui proses dewasa dengan segala benturan yang ada.
Mungkin juga ini seleksi alam, karena teman yang baik tidak akan lari, mereka
akan tinggal dan membuat hal hal lain menjadi manis. Seperti gula gula bintang,
Confeito.
Yang jelas bagaimanapun kami dan bagaimanapun hubungan kami
nanti, gue berharap kami tetep bisa lulus bareng, pake toga bareng dan sukses
bareng. Setidaknya cerita kami hari ini dan kamaren bisa kami kenang nanti. See
you on top ya guys.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar