Kamis, 07 Januari 2016

CONFEITO


Danang - Intan - Dian - Hasna - Ersi - Hafid

Karena akhir akhir ini sering baca novel tentang persahabatan, gue jadi kepikiran buat nulis postingan tentang temen temen deket gue dan secuil cuplikan kehidupan kampus gue yang semu ini. Dari beberapa novel persahabatan, kisah yang paling nempel di otak gue sampai sekarang adalah novelnya Kak Windhy Puspitadewi (lagi lagi ini penulis favorit gue) yang judulnya sama kayak judul postingan gue, Confeito. Novel kak  Windhy ini menceritakan tetang persahabatan 5 orang yaitu Hana, Ridwan, Seta, Leo dan Angga.

Nah bedanya gue sama temen temen gue ini ada 6 orang. Ijinin gue buat ngenalin sosok sosok mereka yang siapa tau bisa jadi ajang promosi, kali aja ada yang endorse. Boleh kakak.

Yang pertama dan paling kiri adalah Danang. Kata orang orang idung dia mirip sama Ge Pamungkas. Mancung (emang iya?). Danang ini orang yang berdedikasi tinggi pada pekerjaannya. Berangkat pagi pulang malem, kalo udah di kantor bales whatsapp sama bbm nya lamaaaaa, maklum karyawan teladan 2 tahun berturut - turut. Berangkat ke kampusnya sering telat dan kadang dosen jadi hafal sama mukanya wkwk. Danang pengertian sama cewek, cowok cowok setia gitu. Dia sayang banget sama pacarnya. Tapi tetep enak kalo diajak curhat sama temen. Mungkin dia ini temen cowok gue yang paling enak dicurhatin. Kalo yang belum kenal pasti mikir, wiih danang cool ya pendiem. Padahal mah bbeeh kalo deket dia nglawak mulu, paling jago niruin omongan orang. Kalo lagi kesel ngedumelnya panjang ngalahin emak emak komplek.

Sebelahnya Danang ada Intan. Intan ini orangnya moody-an. Dia pernah bilang "mood gue bisa berubah setiap saat bahkan setiap detik jadi ati ati aja". Kalo emang lagi gak mood dia bakal diem aja dan pasang muka jutek. Dan jujur gue sendiri pun kadang takut. Dia ini suka sama Big Bang, terutama Seungri. Fans fans Korea gitu. Tapi selera musiknya gak mentok di Korea, dia suka banyak band dan lagu. Dia juga suka maraton nonton drama sama film. Pokoknya kalo mau nanya lagu plus film biasanya kami nanya sama dia.  Nanya pelajaran kampus juga sih, soalnya otaknya Intan paling jalan cuy.

Selanjutnya Dian, sering dipanggil Dayen (pelafalan dian logat Inggris). Ngakunya sih kembarannya Katy Perry, tapi emang kalo si dayen ngomong Inggris jadi British banget logatnya, padahal mah aslinya orang jawa, mungkin karena pas kecil suka ngemut botol kecap. Gewl. Cita citanya punya pacar bule, ya kalo gak bule minimal yang kayak Adam Levine lah. Dayen ini penyuka western, dari musik film novel sampai baju, katanya sih biar kayak model Victoria Secret macem Behati Prinsloo gitu. Gak salah emang ngambil jurusan bahasa Inggris. Dia ini "my partner in crime" gue, apa apa bikin tugas plus diskusi sama dia. My real sister from another mother juga. Gak bosen dengerin celotehan gue dari yang penting sampe gak penting banget. You are da real my b*tch girl! :D

Yang di tengah Hasna, anak anak manggil dia Nanas. Dia ini yang paling tua diantara kami  (tapi gak mau dibilang tua) jadi kami manggil dia Kak Nanas. Yang paling sering galau, soalnya kalo di hitung hitung hampir tiap bulan putus sama pacarnya tapi seminggu kemudian balikan lagi, padahal udah pacaran lama. Entah kita aja sampe bingung sendiri sama mereka, tapi ya mungkin itu cara mereka buat awet pacaran. Semoga mereka langgeng sampe nikiah, biar gue bisa jadi pager ayu nya wkwk. Kak Nanas ini paling gak mau ribet, apa apa nyari yang gampang aja. Kalau bisa ngerjain tugas di kampus kenapa harus di rumah, kalo bisa bonceng kenapa harus bawa motor. Tapi dia peduli sama temen, gak ngebiarin temennya pulang naik angkot, pasti diajak nebeng dia (asal nraktir sih) haha.

Lalu gue. Ya gue yang begini. Entah apa pandangan mereka tentang gue. Tapi yang jelas gue ini bawel berisik kayak tawon. Suka komenin mereka, mungkin karena  gue sering nonton The Comment Danang Darto. Pokoknya anak kampung yang nyebelin dengan segala ke-alay-an-nya. Maafkan.

Dan yang terakhir Hafid, atau biasa dipanggil apid. Pria yang gagal move on dari mantan tapi sedang berusaha ngedapetin gebetan. Yah intinya jomblo juga lah. Cuma dia sering ngajak makan sama minta ditemenin malem mingguan, katanya sih biar gak jomblo jomblo amat. Selain galau mantan dia juga galau jurusan, ceritanya sih salah masuk jurusan bahasa Inggris cuma gak tau cara keluarnya gimana, bagai terperosok di lubang yang  dalam mungkin. Tapi dia lagi survive di jurusan ini. Setidaknya ngajakin bikin tugas bareng (walaupun ujungnya makan sama ngobrol juga).  Dibalik semua kegalauan yang ada, dia tetep baik buat nolongin temen temennya, nolong anterin kondangan, anterin ke rumah dan anterin anterin yang lain. Apid juga lagi menggalakan hastag gemar membaca (#gemarmembaca) baca hape sama Line maksudnya. Mungkin dengan itu dia bisa dapet pencerahan.

Kenapa Confeito?
Seperti quote yang ada di novel kak Windhy yang bilang

"Hubungan orang orang ini terjalin seperti sestoples confeito, gula-gula aneka warna yang bentuknya seperti bintang kecil. Ada kalanya mereka merasakan manisnya persahabatan, tapi tak jarang juga menghadapi benturandan gesekan seperti yang terjadi saat confeito-confeito itu dijejalkan ke dalam satu stoples."


Ya, kami terdiri dari orang orang yang mempunyai sifat, karakter, kesukaan dan kebiasaan yang berbeda, warna warni seperti gula gula bintang confeito. Ada kalanya kami merasakan manisnya persahabatan. Kami bertemu dan mencoba menjadi teman satu sama lain. Kami pernah merasakan bagaimana bahagianya tertawa bersama, bagaimana senangnya makan bersama, bagaimana serunya selfie sama sama,  bagaimana indahnya  sholat jamaah bersama dan hal hal menyenangkan lainnya.

 Namun tak jarang juga saat confeito itu dimasukan ke toples mereka akan mengalami benturan benturan satu sama lain. Saat kami sering bersama tak jarang kami mengalami perbedaan pendapat, perbedaan pandangan, pertengkaran pertengkaran dan mungkin umpatan umpatan. Kami sedang berada dalam peperangan, bukan peperangan satu sama lain. Tapi peperangan yang lebih nyata melawan ego kami masing masing. Ego yang tak mau kalah dan terlihat salah. Ego merasa paling benar tanpa mau mendengarkan orang. Lucu, ya ini lucu. Kami merasa sudah dewasa tapi kadang kami hanyalah anak kecil yang terperangkap di dalam tubuh yang besar. Belum, mungkin kami belum dewasa tapi mungkin ini lah salah satu proses menuju kedewasaan itu. Dan kami sedang sama sama membantu satu sama lain melalui proses  dewasa dengan segala benturan yang ada. Mungkin juga ini seleksi alam, karena teman yang baik tidak akan lari, mereka akan tinggal dan membuat hal hal lain menjadi manis. Seperti gula gula bintang, Confeito.

Yang jelas bagaimanapun kami dan bagaimanapun hubungan kami nanti, gue berharap kami tetep bisa lulus bareng, pake toga bareng dan sukses bareng. Setidaknya cerita kami hari ini dan kamaren bisa kami kenang nanti. See you on top ya guys.        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar