Minggu, 17 Januari 2016

THE FAULT IN OUR STAR



Novel karya John Green yang sudah terjual jutaan buku dan sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.

Hazel Grace Lancaster gadis berusia 16 tahun yang menderita kanker paru paru stadium 4 sejak ia berusia 13 tahun. Ia banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit dengan berbagai perawatan dan telah meminum banyak obat. Banyak yang mengira dia tidak bisa bertahan, namun ternyata dia cukup kuat melawan kankernya itu. Sekarang dia harus membawa tabung oksigen kemana mana dan  kanula yang tersambung dihidung untuk membantunya bernafas. Dia didiagnosis dokter depresi karena enggan bergaul dengan teman temannya dan terus membaca buku yang sama. Dokter pun menyarankannya untuk bergabung dalam grup support kanker.

Di grup itu dia bertemu dengan Augustus Waters, pria tampan tinggi dan berbadan Atletis namun hanya mempunyai satu setengah kaki. Gus panggilan Augustus Waters kehilangan setengah kakinya sampai lutut karena menderita Osteocoroma (kanker tulang)1,5 tahun lalu dan sekarang telah dinyatakan NET (bebas dari kanker). Padahal dia adalah mantan pemain basket di salah satu SMA di Indianapolis, namun kanker telah mengubur impiannya dalam dalam. Augustus Waters adalah pria yang ceria, charming dan lucu dengan segala leluconnya. Hal itulah yang membuatnya gampang mendekati Hazel Grace, yang menurutnya cantik dan unik. Dia jatuh cinta dengan Hazel Grace.
Minat yang sama yaitu membaca, membuat mereka semakin dekat. Kemudian Hazel merekomendasikan buku An Imperial Affliction (kemalangan luar biasa) pada Gus. Dari buku itu mereka mempunyai ketertarikan yang sama. Mereka mempunyai keinginan untuk menemui penulis buku itu Peter Van Houten di Amsterdam di Belanda.

Dan disinilah kisah cinta mereka terus berkembang. Dengan ketidaksempurnaan dan ketidakpatlstian hidup yang mereka miliki namun mereka mencoba membuat kisah itu sesempurna mungkin. Banyak liku liku dan kejutan yang terjadi yang membuat emosi kita terbawa dan hanyut bersama mereka.


FAVORITE QUOTE

"If you dont live a life in service of a greater good, you've gotta at least die a death in service of greater good, you know? And I fear that I wont get either a life or a death that means anything"

REVIEW NOVEL
Book is always the best. Mungkin itulah kesan pertama saya jika harus membandingkan antara novel dan film. Secara detail dan emosi novel lah yang akan lebih memuaskan kita untuk mengikuti kisah Hazel dan Augustus ini. Karena dengan membaca  novelnya kita akan tahu perasaan masing masing tokoh dengan jelas serta urutan proses kisah mereka dengan lengkap, karena ya seperti novel yang difilmkan pada umumnya banyak adegan yang akan dihapus karena durasi. Kalau boleh jujur ini pertama kalinya saya membaca buku terjemahan sampai selesai. Karena menurut saya butuh penghayatan lebih untuk memahami maksud setiap kalimatnya, termasuk juga buku ini.

Namun dengan gaya tulisan John Green ya sedikit frontal, lucu dan kadang menggunakan istilah sastra membuat saya ingin terus dan terus beralih ke halaman selanjutnya. Emosi kita akan di aduk saat membacanya, semua bercampur. Antara rasa kasian, salut dengan ketegaran namun juga lucu karena tingkah atau dialog mereka. Novel ini tak hanya menunjukan kisah drama romantis, tapi juga menunjukan besarnya kasih sayang orang tua terhadap anaknya yang bisa dilihat dari bagaimana sabarnya orang tua Hazel dan Augustus menghadapi dan merawat anak anak mereka yang menderita kanker tanpa mengurangi kasih sayang mereka sedikit pun. Saran saya baca bukunya dulu sebelum menonton filmnya. Trust me this novel will make you on tears :"


REVIEW FILM
Pemain  :
Shailene Woodley           sebagai                Hazel Grace Lancaster
Ansel Elgort                    sebagai                Augustus "Gus" Waters
Nat Wolff                        sebagai                Isaac, sahabat Augustus
Laura Dern                      sebagai                Frannie Lancaster, ibu Hazel
Sam Trammell                sebagai                 Michael Lancaster, ayah Hazel
Willem Dafoe                 sebagai                 Peter van Houten
Lotte Verbeek                 sebagai                 Lidewij Vliegenthart, asisten van Houten


Sweet. Adalah kata pertama yang saya ucapkan saat tahu pemeran Hazel adalah Shailene woodley dan Augustus adalah Ansel Elgort. Meskipun saat bermain di Divergent mereka menjadi kakak beradik namun menurut saya dalam film ini mereka berhasil menghidupkan chemistry sebagai kekasih. Setting tempat di film ini lebih "wah" jika dibandingkan dengan bayangan di imajinasi saya. 

Shailene menurut saya berhasil menghidupkan Hazel Grace yang sedang sekarat namun tetap kuat, tapi mungkin kurang sedikit kurus dan pucat, mengingat dia pasien kanker stadium 4. Begitu juga dengan Ansel Elgort yang cukup menghidupkan kharisma Augustus yang ceria namun ternyata rapuh itu, tapi (lagi) mungkin cara berjalan dan senyumnya kurang miring ke kanan mengingat kaki Gus yang di amputasi adalah kaki kanan dan membuatnya jalan miring ke kanan.

Adegan adegan juga dibuat semirip novel termasuk detail baju yang dipakai sesuai deskripsinya. Seperti yang saya jelaskan diatas, beberapa adegan sudah di cut karena durasi film But overall its a good movie. And I love Augustus Waters's smile :).


2 komentar: