Jumat, 04 Desember 2015

BAPER

Adalah istilah anak muda kekinian yang berarti Kebawa Perasaan. Ditujukan pada seseorang yang terlalu sensitive dan dianggap berlebihan dalam menyikapi suatu hal atau tindakan seseorang.

Pada pemahaman anak anak muda, singkatnya BAPER biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu baper dalam artian GR dan baper dalam artian ngambek.Baper dalam artian GR misalnya :

A : Eh kok lu gak deket sm dia lagi?
B : Gak tau, dia tiba tiba pergi gitu aja, padahal dulu perhatian banget
A : Dianya biasa, elu kali yang Baper
B : Gue yang Baper apa dia yang PHP

Yah kira kira seperti itulah curhatan yang sering kita dengar dari teman teman kita, bagaimanapun itu bentuknya saat kita merasa GR atau terlalu senang pada orang atau sesuatu, orang orang akan menyebutnya Baper. Terlepas dari orang lain yang terlalu memberi harapan dan perhatian atau memang kita yang terlalu terbawa perasaan, entahlah saya sendiripun tak begitu paham. Rasaya terlalu complicated membahas masalah ini.

Dan Baper yang kedua yaitu Baper yang merujuk pada “Ngambek”. Baper jenis ini sepertinya lebih sering kita alami saat bergaul dengan orang lain di sekeliling kita. Misalnya:
A : Eh ini namanya apasih?
B : Pasta Fettucini, norak banget sih gitu aja gak tau, orang kampung ya.
*hening sesaat*
B : Yaelah marah, gitu aja Baper

Did you ever on that situation? Saya rasa kita semua pernah mengalami hal diatas. Mungkin maksud kita bercanda tapi orang lain menganggapnya serius, atau memang bercandaan kita berlebihan sehingga menyinggung perasaan orang lain.

Namun seringnya saya mendengar kata “Baper” akhir akhir ini saya merasa kata itu justru membuat kita menjadi egois dan cenderung menyalahkan orang lain. Jika maksudnya bercanda sewajarnya  mungkin bisa dimaklumi, tapi yang berbahaya adalah saat kita bercanda berlebih dan kita sudah mendeteksi adanya baper pada teman tapi malah berkata “ah dianya aja yang baper, kan gue cuma bercanda”, padahal kita sadar bahwa perkataan kita salah. Kita cenderung tidak mau berkaca diri dan malah memakai tameng dibalik kata “Baper”. Kita jadi malas memikirkan kesalahan dan kata kata kita dan lebih menganggap orang lain lah yang berlebihan. Padahal mungkin kita tidak tahu kondisi orang lain saat itu, bisa saja mereka sedang tidak mood atau dia sedang sedih dan marah, lalu diperparah dengan kata kata atau sikap kita.

Bukankah “Baper” itu manusiawi? Bukan kah kita sengaja dianugrahi perasaan agar  bisa merasakan hal hal disekitar kita? Dan bukankah marah pada hal hal tertentu yang sifatnya dianggap berlebih itu wajar? Lantas apakah Baper itu salah?

Saya rasa tidak ada yang benar ataupun salah dalam hal ini, semua kembali pada sudut pandang masing masing. Tapi bukankah lebih baik kita mengganti kata Baper dengan kata maaf?

Meminta maaf bukan berarti kita salah atau kalah, tapi karena kita berhati besar untuk menghargai orang lain. Bukankah kalau ingin dihargai kita harus menghargai terlebih dahulu?

Dan yang terpenting adalah intropeksi diri. Sebelum berkata baper pada orang lain mari pikirkan dulu apa benar perkataan kita salah dan tidak sesuai situasi, jika iya mari  ganti kata “yaelah gitu aja marah, baper lu” menjadi “yaelah gitu aja marah, maafin gue ya”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar