Senin, 01 Februari 2016

DILAN, DIA DILANKU TAHUN 1990



"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja. - Dilan"
Berlatar belakang di Bandung pada tahun 1990, novel ini bercerita tentang flashback wanita yang sudah mempunyai satu anak bernama Milea Adnan Husain tentang kisah cinta masa SMA nya yang lucu dan unik dengan laki laki bernama Dilan.

Dilan adalah anggota geng motor pada jaman itu yang terkenal suka berantem tapi tetap pinter, manis, romantis dan gokil abis. Dia mempunyai cara cara ajaib  untuk menedekati  Milea, gadis yang dicintainya. Cara yang bahkan tak terpikir oleh kita dan menjadi kejutan kejutan kecil  luar biasa.

Seperti saat memberi coklat ke Milea, bukan dengan dibungkus rapi atau diberi pita tapi ia justru menyuruh tukang koran dan tukang PLN untuk menyampaikan cokelat itu. Seperti juga saat Milea berulang tahun, ketika pria lain memberinya boneka  atau hadiah manis, Dilan justru memberinya TTS yang sudah diisi, ya TTS!

"Selamat ulang tahun, Milea. Ini hadiah untukmu, cuma TTS. Tapi sudah kuisi semua. Aku sayang kamu. Aku tidak mau kamu pusing karena harus mengisinya. - Dilan
Tak hanya itu, banyak lagi cara ajaib yang Dilan tampilkan untuk mendapatkan hati Milea. Dengan gaya bahasa khas Pidi baiq dan cerita yang kuat, kita akan dibuat tertawa saat membaca lembar demi lembarnya. Kebanyakan pembaca terutama wanita juga akan dibuat jatuh cinta dengan sosok Dilan dan berharap bisa menjadi Milea. Pasalnya tak hanya mempunyai cara cara yang unik tapi Dilan juga adalah sosok yang  selalu ingin menjaga Milea dan membuatnya selalu merasa  istimewa.

"Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besok, orang itu akan hilang. - Dilan"

Untuk pembaca yang suka menikmati novel  berbahasa baku, mungkin akan sedikit kaget dengan bahasa yang digunakan dalam novel ini yang cenderung  bahasa ringan dan sehari hari. Namun memang begitulah cara Pidi Baiq menciptakan humor dan membangun cerita di dalamnya. Walau sekilas novel ini terlihat seperti kisah kisah anak SMA biasa, tapi percayalah akan selalu ada hal yang membuat kita ingin beranjak ke lembar berikutnya.

Oh ya dan satu lagi, novel ini akan mengajak kita berkeliling ke kota Bandung tempo dulu tahun 1990 yang masih segar dan asri.



3 komentar:

  1. Sering nongkrong di kedai kopi deket SMAN 8 Bandung, emang cantik-cantik, ga kebayang Milea kayak gimana cantiknya.

    BalasHapus
  2. emang sekolahnya SMA N 8 Bandung? kalo di novelnya gak disebutin. Eh Milea punya twitter kok, idnya mamalia. Cantik emg kyak campuran bule padahal padang kan. tapi itu fotonya pas jaman dia muda. Jadi penasaran Dilannya kayak gimana hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Teh Milea cantik.
      Kalau nonton lagi bubaran SMAN 8, pas ada yg ngebut naek motor sambil ngebonceng ceweknya, langsung mikir: "Wah Dilan euy!"

      Hapus