Selasa, 16 Mei 2017

EUROPE ON SCREEN 2017 - THE TEACHER



Salam super kaum intelektual Jakarta! *laaah
Sekarang gue mau share salah satu event kece yang baru gue datengin minggu lalu.  Sebenernya ini adalah event tahunan yang diadakan oleh (mungkin) perserikatan negara negara Eropa yang ada di Indonesia, Europe on Screen 2017. Event ini memutarkan  film film keren dari negara negara Eropa yang kebanyakan gak diputer di bioskop Indonesia. Yang lebih keren lagi, all screenings are for free alias gratis alias gak bayar. Berkah anak Kos Alhamdulillah. Tahun lalu gue juga sempet dateng ke event ini, dan pernah post tulisan disini. Honestly, ini event yang gue tunggu tunggu, karena selain gratis, gue juga suka nonton film dan jadi dapet banyak rekomen film seru.


Karena kebanyakan film berasal dari berbagai negara Eropa yang punya bahasa berbeda, jadi subtitle film ditulis dalam bahasa Inggris. Dan disinilah gue merasakan aura ke-intelektual-an itu. Serah elu dah si. Gak cuma itu, beberapa penonton adalah orang asing, dan nontonnya di kedutaan Belanda, jadi hawa hawa nonton film langsung di Eropa makin berasa. Iya dah iya si. Fyi, selain di kedutaan Belanda EOS kemarin juga bisa ditonton di beberapa titik di Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia, untuk lebih lengkapnya bia langsung cek disini


Setiap harinya event ini meyajikan jadwal film yang berbeda beda. Kebetulan pas gue dateng gue milih buat nonton film dari Slovakia “The Teacher”.



The Teacher sendiri masuk dalam ketegori film Discovery. Menceritakan tentang kedatangan seorang guru baru yang merubah banyak hal disekolahnya. Maria Drazdechova memulai harinya mengajar pada suatu sekolah. Yang aneh, saat dia datang, hal pertama yang ia tanyakan adalah nama lengkap muridnya dan pekerjaan orang tuanya. Ia mencoba memanfaat pekerjaan orang tua muridnya untuk kepentingan pribadinya dengan mengatasnamakan “perbaikan nilai”. Ia cenderung pilih kasih pada murid murid yang orang tuanya kaya dan selalu menolongnya, tapi mempersulit murid murid yang orang tuanya segan mengabulkan permintaannya. Tak hanya itu ia juga mencoba menggoda salah satu orang tua murid yang telah ditinggal pergi istrinya

Dampaknya pun ternyata tak main main, dengan indikasi KKN nya, ia membuat salah satunya muridnya hampir bunuh diri dan membuat beberapa keluarga sering bertengkar karena memperdebatkan nilai anaknya.

Overall, gue ngeliat film ini seperti kritik social. Bahwa tak dipungkiri sedikit banyak budaya ini berada dalam sistem pendidikan kita. Sebagai orang yang berprofesi sebagai guru dan pernah menjadi murid gue sendiri pun pernah merasakan hal hal seperti itu. Film ini seolah menujukan bahwa dampak yang kita anggap kecil bisa jadi sebuah masalah besar buat orang lain. As teachers and students I think we should try to be fair. Wuiih.

Yaa pokoknya dari acara ini selain bisa hang out gue juga kayak dapet pengalaman baru. Pengalaman disini maksudnya gak cuma dateng di acaranya, tapi juga pengalaman dari nonton filmnya. Gue jadi bisa lihat beberapa perspective lain dan budaya baru dari setiap film yang diputer.

It was such a good event that I wait every year. See you next year Europe on Screen.

Thank You.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar