Sabtu, 22 Agustus 2015

LEBARAN DI KLATEN

Bukan gedung yang tinggi dan jalan besar tapi tentang pegunungan yang tinggi nan luas dan sawah besar yang masih hijau. Ya itulah kesan pertama yang saya tangkap dalam perjalanan saya menuju lapangan tempat sholat Idul Fitri. Lebaran di kampung adalah hal yang paling saya tunggu selama merantau di kota. Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang terletak diantara kota Jogja dan Solo, kota kelahiran, kota tempat dibesarkan dan kota yang selalu dirindukan. Kota yang selalu membuat lebaran saya mempunyai arti dan nuansa lain yang jelas jelas berbeda dengan suasana kota Jakarta tempat saya bekerja dan belajar selama 3 tahun ini. Jika kebanyakan orang jakarta melaksanakan sholat Idul Fitri di Masjid besar maka di kampung saya masyarakatnya menunaikan sholat Ied di lapangan depan SD.
Jika di kota masyarakatnya berkendara motor dan mobil menuju tempat sholat Ied, warga di kampung saya selalu berjalan kaki dari rumah menuju tempat sholat Ied meskipun mereka mempunyai motor atau mobil dan meskipun ada beberapa rumah yang jaraknya lumayan jauh (ada yang lebih dari 1 km), bukan karena tidak punya bensin tapi menurut mereka jalan kaki itu lebih afdol. Sepanjang perjalanan kami bertegur sapa mengucap salam sambil berjabat tangan, dan kadang menanyakan kabar satu sama lain terutama saat bertemu orang yang pulang dari perantaun, bahkan lebih spesifik lagi mereka bertanya “pagi ini masak apa bu?” pada sesama ibu ibu lain. Senyum dan tawa selalu terlihat pada wajah warga di kampung saya itu saat bertemu orang lain, ramah dan kekeluargaan pun jelas terasa pada perjalan singkat menuju lapangan sholat Ied sekitar 700 meter dari rumah saya. Kurang kebih seperti ini susana jalan kaki menuju sholat Ied




   

 Tiba di lapangan sudah banyak jamaah yang datang, kami sholat di di atas lapangan depan SD yang sejuk karena banyak pohon dinggir lapangan tersebut. Biasanya di kabupaten saya setiap kelurahan akan berkumpul jadi satu untuk menunaikan sholat Ied bersama sama, untuk di kelurahan saya ini ada 4 desa yang berkumpul jadi satu untuk ibadah bersama, jumlahnya cukup banyak lebih dari 500 orang. Yang saya suka dari kelurahan saya ini warganya saling mengenal walaupun dari kampung lain dikarenakan memang daerah kelurahan yang tidak cukup luas dan warga yang tidak terlalu banyak selain itu hanya ada satu jalan besar yang membuat mereka sering bertemu dan otomatis jadi saling tahu. 




 Selesai sholat Ied warga akan bubar secara bersamaan menuju rumah mereka, dan dari beberapa cerita saya moment inilah yang menurut saya paling berkesan yaitu saat para warga berbondong bondong pulang dengan berjalan kaki memenuhi jalan dan satu tujuan kampung yang sama, rasanya warga kampung saya bersatu di jalan ini disaksikan pegunungan pohon dan sawah *halah ini lebay* haha, maksud saya disinilah suasana kekeluargaan dan persatuan terasa kental. Suasana ramai pun terasa dengan tegur sapa dan jabat tangan lagi. Setelahnya warga ini akan berkumpul di Masjid kampung masing masing untuk Halal Bihalal setelah mereka halal bihalal dengan keluarga masing masing. Dan satu lagi yang unik makanan yang disajikan pada acara halal bihalal tersebut adalah hasil masakan ibu ibu kampung saya yang memamg di koordinir untuk menyiapkan hidangan bersama sama. 




Bukan bermaksud membandingkan tapi hanya ingin berbagi adat dan kebisaan warga di kota kelahiran saya saat lebaran dan menunjukkan indahnya sikap kekeluargaan dan gotong royong. Semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar