Sabtu, 07 Mei 2016

EUROPE ON SCREEN 2016






Hi Long time no see!!

Belum lama ini saya menghadiri salah satu event menarik di Jakarta. Europe on Screen. Saya datang dengan dua orang teman saya, Dian dan Intan. Acara ini adalah rekomendasi dari Intan yang 2 tahun berturut – turut sudah datang ke acara ini sebelumnya. Untuk kalian yang belum tau apa itu Europe on Screen, berikut sedikit penjelasannya.

Europe one Screen adalah acara festival film tahunan yang memutarkan film - film terbaik dari negara di Eropa secara GRATIS. Untuk tahun 2016 Europe on screen diselenggarakan pada tanggal 29 April – 5 Mei 2016 di 6 kota besar di Indonesia seperti : Jakarta, Bandung, Denpasar, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan. Dari kota kota dia atas venue pemutaran film juga sudah ditentukan di beberapa tempat. Untuk Jakarta sendiri bisa di saksikan di Erasmus Huis , GoetheHaus, Institut Francis, Institut Italiano, Bintaro Exchange dan IKJ (Intitut Kesenian Jakarta).
Untuk info lengkapnya, kalian bisa mengunjungi situs resminya Europe on Screen



Karena pertimbangan waktu dan tempat, saya dan teman teman saya memutuskan pergi pada hari Minggu tanggal 1 Mei di Erasmus Huis. Kenapa di Erasmus Huis ? karena tempat ini yang paling dekat dari rumah kami. Erasmus Huis sendiri adalah gedung Pusat kebudayaan Belanda yang berada di kuningan. Kalau kalian naik Trans Jakarta, kalian bisa turun di Halte Kuningan Barat lalu jalan sedikit kearah utara. Disitu akan ada keterangan tempat, letaknya bersebelahan dengan Kedutaan besar India. Sebelum masuk kita akan di cek keamanaan terlebih dahulu, cek standar seperti badan dan tas.

Karena tempat kebudayaan Belanda maka tak heran jika kita akan menemukan banyak bule Belanda disana, uniknya jika biasanya orang Indonesia yang antusias melihat bule atau orang asing maka disini kita seperti bertamu di rumah mereka dan merekalah yang antusias melihat kita. Beberapa bule disana tersenyum melihat kami, bahkan ada yang menyapa “siang” dengan anggukan kepala.



Di Erasmus Huis terdapat dua tempat pemutaran film,  Auditorium  tempat  besar dengan kapasitas 320 kursi (biasanya untuk film film yang diunggulkan) dan Exibition tempat yang lebih kecil dengan kapasitas 60 kursi. Sebelum masuk kita harus melakukan registrasi terlebih dahulu dengan mengisi identitas diri lalu panitia akan memberikan tiket. Untuk satu waktu pemutaran ada 2 buah film yang bisa kita pilih di dua tempat tadi.  Ada beberapa kategori film seperti Xtra, discovery, documenter, retro, family dan open air. Untuk lebih jelasnya kita bisa meminta jadwal pemutaran sebelum acara dimulai

Pada section pertama jam 12.00 kami memilih Film “The Little Prince dari Prancis di Exibition hall.
I was impressed with this film! Ini adalah film animasi 3d bergenre keluarga yang sangat mengesankan.


Bercerita tentang seorang anak kecil dan Ibunya (tidak disebutkan nama) yang pindah ke rumah baru mereka. Sang Ibu sangat disiplin mengenai waktu dan patuh pada aturan serta rencana. Semua kegiatan mereka sudah terjadwal secara rinci pada jam masing-masing. Sang anak merasa lelah dan bosan dengan segala rutinitas yang ada. Tanpa sengaja ia bisa masuk kerumah tetangga disamping mereka, seorang kakek tua yang mempunyai pesawat tua di halaman belakang rumahnya. Kakek tua ini menceritakan dongeng pangeran kecil “The Little Prince” dari asteroid di angkasa. Cerita ini mengubah dunia si anak, membuatnya mempunyai  imajinasi, impian, harapan dan teman baru. Cerita ini juga mengantarkan si anak bertualang dengan pesawat tua Sang Kakek untuk mecari pengeran kecil itu dan membuatnya merasa benar - benar  menikmati hidup dan masa kecilnya. Film yang akan membuat kita bertanya tanya “Do you truly life or just follow your routine?”

Dan untuk section kedua jam 14.30 kami memilih film “The Program” dari Inggris di hall auditorium yang lebih besar. Ini adalah film discovery yang diangkat dari kisah nyata seorang atlet balap sepeda bernama Lance Amstrong dari Texas, America Serikat. 


Film ini diawali dengan kisah Amstrong yang harus meratapi hidup karena terserang kanker dan menghentikan mimpinya di balap sepeda professional. Namun takdir berkata lain, dibantu dengan kecanggihan sains dan program penyembuhan, Lance Amstrong berhasil lepas dari kanker. Hal ini membuatnya kembali ke arena balap dan mengukir prestasi dengan menjuarai Kejuaran Tour de France 7 kali berturut turut. Uang hasil juaranya disumbangkan untuk membantu para penderita kanker. Dia pun di elu elukan masyarakat dengan kisah inspiratif dan kebaikannya. Namun dibalik semua kejayaan yang dicapai ternyata Amstrong melanggar kode etik balapan yang fatal, dia menggunakan obat doping untuk membuatnya juara. Hal ini jelas jelas dilarang. Beberapa jurnalis berusaha mengungkap kecurangan Amstrong ini dengan mengumpulkan bukti bukti yang ada. Cerita ini di bubuhi beberapa drama kehidupan yang akan membolak balikan perasaan kita. No body is too black which means evil or too white which means angel. We are all Grey.


Selain menonton film di akhir pemutaran ada hadiah goody bag beserta souvenir EOS 2016 untuk penonton yang beruntung. And how lucky we are, saya dan kedua teman saya mendapat beberapa souvenir tersebut tanpa diduga. Untuk yang tidak kebagian, ada alternative lain dengan mengunjungi beberapa stand di luar hall yang menyediakan produk gratis mereka. Seperti stand majalah misalnya, saya mendapat paket goody bag dan majalah JJK (bisa juga memilih Hello Bali) dari mereka. Untuk di Erasmus Huis pada hari hari tertentu juga disediakan coffee break (minuman dan kue) di hallnya. Last but least, for your information all films are showed using English translation. So you can learn while watching it.

Well it was such a precious experience. See you next year Europe on Screen! J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar